Minggu, 12 April 2009

Dunia.. oh dunia.. pesonamu sungguh..harta tahta wanita

menyambung cerita tentang jalan2 ke pameungpeuk, ada beberapa kajadian yang bisa diambil hikmahnya, diantaranya:
1. waktu di daerah garut-cikajang, saya lihat ada botol kratingdaeng di tengah jalan, masih utuh. Saat itu saya bisa menghindarinya, dan secara sadar sepenuhnya saat itu saya berpikir bahwa: wah bahaya tuh botol klo kena pengendara motor lain, bisa kepleset dan jatuh. tapi.. karena ditipu napsu ngebut, "udah ah.. biarin"
ternyata..
JANGAN MENUNDA BERBUAT KEBAIKAN, KARENA KITA GA PERNAH TAU APA YANG AKAN TERJADI DENGAN KITA SELANJUTNYA.
walhasil, dibayar kontan. pas di gunung Gelap, ban belakang saya bocor. klo di kota ga masalah lah ya, tambel ban deket. nah ini di gunung. lebih dari 1 km saya dorong motor, nanjak pula, nanjaknya seperti tanjakan di jalan ciumbeluit, bandung. seger2 dah, jam 11.30 siang lagi. dan anda tau kenapa ban saya bocor?? kena beling, kecil saja, tapi posisinya bisa membuat 3 titik sobekan di ban dalamnya. belingnya beling apa? warna coklat. Ya, (kemungkinan besar) itu adalah botol kratingdaeng.

2. "tidaklah dunia, jika dibandingkan dengan akhirat, melainkan seumpama salah seorang diantara kamu memasukkan ujung jarinya ke lautan, maka lihatlah air yang menempel di ujung jari" (h.r. Muslim).
dan perbandingan itu benar2 kerasa kemarin, waktu mencelupkan jari ke laut, kecil sekali, dikit banget, ga signifikan sama sekali. Bodoh bener, klo kita sampe jadi hamba dunia, sementara perbandingan dunia dan akhirat seperti disebut di hadits diatas.

Hamba dunia itu bukan orang kaya, tapi
HAMBA DUNIA ADALAH ORANG YANG HATINYA TERBOLAK BALIK KARENA MENJADIKAN DUNIA SEBAGAI PEMBANDING,
orang miskin pun, klo dia minder sama orang kaya karena hartanya, maka dia termasuk hamba dunia. Lebih luas lagi, minder karena pekerjaan yang kalah gengsi, minder karena wajah yang pas2an, minder karena rumah masih ngontrak, minder karena kalah pinter, maka itu juga bisa dikatakan hamba dunia. Beda klo minder karena amal soleh
*dari percakapan dengan ustadz surustad

3. ternyata kita kecil sekali, banget, sangat, ga berdaya apa-apa,









lihat tu gunung yang gede, besar, laut yang luas, dalam. dan ini baru yang di depan mata. belom gunung yang di kalimantan, brasil, amerika, belom laut atlantik, pasifik. dan itu baru di bumi. yang dibanding matahari ga ada apa2nya. sementara matahari, dibanding bintang lain juga ga signifikan, dan tentu kita tau bahwa ilmuwan telah dapat menghitung bahwa ada bintang yang jaraknya milyaran tahun cahaya, dimana 1 detik cahaya=300.000km. selama masi ada bintang, itulah langit pertama. Sedangkan langit ada 7 tingkat. diatas langit ke 7, baru ada Arasy, tempat bersemayam Allah. dan perbandingan 7 langit tersebut terhadap Arasy adalah ibarat sebuah perisai di tengah gurun pasir. ALLAHUAKBAR.
mau sombong apalagi kita sebagai manusia..

wallahualam bishawab..

1 komentar:

  1. Subhanallah tomy, bagus ceramahnya.... jadi kudu bercermin pada diri sendiri, banyak2 instropkesi nih....
    -W

    BalasHapus